Bahasa(ku)
Aku punya bahasa.Hanya aku seorang yang memahaminya, hanya aku seorang yang tahu.
Tapi suatu sore, kau memintanya.
Kau tidak memaksa, sebenarnya. Kau hanya penasaran.
Dan untuk pertama kalinya, aku membagi bahasa ini. Hanya untukmu.
Kita bercengkerama dengannya, mencumbu juga.
Kadang sempat menggunakannya dengan ubahan sana sini.
Kadang juga memakainya seperti yang aku buat, seperti yang kita buat.
Ini akhirnya menjadi bahasa pribadi kita.
Aku makin menjaganya. Tak ingin ia punah. Tak ingin ia hancur.
Yang ada di pikiranku adalah bahwa dengannya, kita berdua tidak akan hilang.
Tapi di sore yang sama beberapa waktu kemudian, kau membuangnya.
Aku mencoba mengatakan beberapa kalimat untuk mengembalikan ‘kita’ lagi.
Dan apa yang aku lihat justru menyakitiku; Kau tidak mengerti apa yang aku ucapkan.
Aku frustasi. Kau tiba-tiba menjadi tuli.
Kau tidak mendengarku. Tidak mau mendengarku lagi.
Banyak jeritan yang aku keluarkan dan semuanya menjadi percakapan satu arah.
Apa yang harus aku lakukan?
Apa yang harusnya aku lakukan kali ini?
Bahasa ini, haruskah aku membuangnya juga?
Bahasa yang pernah aku kobarkan denganmu, aku redupkan sendirian.
Sambil menatap asapnya yang mulai menghilang, aku berjanji.
Bahwa tak akan pernah lagi mencipta bahasa.
Yang nantinya aku bisa bercerita,
Aku pernah punya bahasa.
Hanya aku seorang yang memahaminya, hanya aku seorang yang tahu.
puisi oleh : Nur Amalina - XI IPA 1
wah karya yang bagus (y)
BalasHapusterimakasih :)
BalasHapusbagus syekali :D
BalasHapusMakasih bu ;)
BalasHapusKamu berbakat.
BalasHapusLanjutkan bakatmu dan buatlah orang disekitarmu bangga.